Tanpa disadari setiap hari kita pakai plastik jauh lebih banyak dari yang kita kira. Misalnya kita belanja menggunakan tas plastik, lalu kita beli kopi pakai sedotan plastik. Memang praktis, tapi dampaknya bisa sangat membahayakan. Sedotan sekali pakai ini pun dapat menjadi salah satu sumber polusi yang mencemari lingkungan karena sifatnya yang tidak terurai.
Sedotan ini pun dapat membahayakan ekosistem laut maupun biota didalamnya karena butuh waktu 1000 tahun untuk hancur. Selain membahayakan ekosistem laut, ternyata plastik dapat membahayakan tubuh kita. Penelitian membuktikan bahwa bahwa kimia dari pembuatan plastik muncul di urin, darah, dan sel kita.
Bertajuk Strawless Movement, PFON Semarang (01/05) pun menyuarakan keresahannya kepada masyarakat sekitar dengan mengkampanyekan “Tolak Sedotan Plastik!”
Relawan PFON Semarang menyasar kepada toko-toko minuman di kawasan Tembalang, Semarang untuk mengkampanyekan bahaya sedotan plastik untuk lingkungan dan untuk tubuh manusia.
Hasil dari kampanye menunjukkan bahwa sudah banyak masyarakat yang paham terkait isu sampah plastik dan bahaya dari sedotan plastik. Namun banyak yang masih menggunakan, karena terbatasnya alternatif.
Sedotan bambu adalah salah satu alternatif yang diperkenalkan oleh para relawan PFON Semarang. Ternyata masih banyak yang belum mengetahui tentang sedotan ini!
Sedotan bambu benar-benar aman. Apalagi dibandingkan dengan sedotan reusable (alternatif – bisa digunakan kembali) lainnya seperti stainless steel dan sedotan kaca. Sedotan bambu akan bertahan hingga satu tahun dan pada akhir masa pakainya, dapat memasukkannya ke dalam kompos.
Pasalnya sedotan bamboo memang lebih banyak perawatannya. Sedotan bamboo harus dibersihkan terlebih dahulu menggunakan air hangat dan sikat bagian dalamnya agar bersih. Saat setelah pemakaian pun bersihkan kembali dengan menggunakan sikat. Disarankan untuk tidak menggunakan sabun. Selanjutnya rendam/kukus didalam air mendidih selama 15 menit. Fungsinya untuk membunuh kuman dan bakteri. Lalu, untuk menyimpan ke dalam pouch, pastikan sedotan benar-benar kering. Dengan teknik ini, bambu akan lebih awet dan nyaman saat digunakan.
Merubah suatu kebiasaan tidak menjadi hal yang mudah. Besar harapan kami, melalui kegiatan kampanye ini – masyarakat bisa lebih paham dan mulai beralih dari sedotan plastik! Untuk bumi, untuk laut, untuk kita
Maylissa Bunga & Maula Nadia