Kabupaten Alor terkenal dengan keindahannya bawah lautnya dan menyimpan sejumlah potensi perikanan yang berlimpah. Hal ini menyebabkan kegiatan perekonomiannya sebagian besar bergantung pada sumber daya perikanan. Wilayah perairannya masuk ke dalam dua bagian WPP (Wilayah Pengelolaan Perikanan) yaitu WPP-RI 573 dan 714. Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) merupakan pengelompokan wilayah pengelolaan aktivitas perikanan berdasarkan karakteristik wilayah dan sumber daya ikan. Secara geografis Desa Alor Besar dan Ternate masuk ke dalam WPP-RI 573.
Kegiatan perikanan yang dilakukan masyarakat nelayan di Alor Besar dan Ternate masih berfokus pada perikanan tangkap skala kecil dengan alat tangkap jaring dan pancing ulur. Pemanfaatan hasil tangkapan yang dilakukan oleh masyarakat masih sebatas langsung dijual di pasar maupun di desa, dikonsumsi sendiri, maupun dijadikan ikan kering untuk persediaan makanan. Karena tidak semua hasil tangkapan terserap oleh pasar, TAKA melihat perlunya memaksimalkan pemanfaatan hasil tangkapan menjadi sebuah produk olahan yang bernilai jual. Tujuannya sebagai nilai tambah ekonomi dengan upaya untuk mendukung masyarakat nelayan yang sejahtera.
Hasil Tangkapan di Desa Alor Besar dan Desa Ternate
Berangkat dari kurangnya pemanfaatan hasil tangkapan, TAKA mengambil langkah dalam mengkaji potensi produk perikanan melalui studi kelayakan usaha produk olahan ikan di Desa Alor Besar dan Ternate. Kajian dilakukan pada bulan Maret 2023 dengan konsultan dari Universitas Tribuana Kalabahi. Hasil dari kajian diketahui tangkapan utama nelayan di Alor Besar dan Ternate adalah ikan layang (Decapterus spp.) dengan nama lokal “ikan belo-belo”. Selain ikan belo-belo, terdapat juga ikan pelagis lain seperti tuna, cakalang, tongkol, ikan kembung, dan ikan selar. Nelayan Desa Ternate juga cukup banyak yang menangkap ikan demersal seperti kakap, kerapu, dan baronang.
Beberapa jenis ikan hasil tangkapan nelayan bergantung pada musim, contohnya yaitu tuna, sehingga tidak tersedia sepanjang tahun. Berbeda dengan ikan belo-belo yang selalu tersedia sepanjang tahun dan tidak bergantung dengan musim. Hal ini menyebabkan ikan belo-belo menjadi tangkapan utama nelayan di beberapa wilayah pesisir Alor, dan berpotensi untuk ditingkatkan nilai jualnya.
Potensi Produk Perikanan yang Dapat Dikembangkan
Hasil analisis dalam kajian ini berhasil memetakan potensi produk berupa olahan ikan belo-belo untuk meningkatkan nilai jual. Jenis produk yang dapat menjadi opsi yaitu abon ikan, bakso ikan, ikan asap, dan dendeng ikan. Namun yang menjadi tantangan adalah dalam membekali masyarakat kemampuan dalam membuat produk hingga memasarkannya. Perlu adanya pendampingan lebih lanjut serta kerja sama dengan pemerintah agar lebih mendukung upaya penguatan mata pencaharian masyarakat pesisir.
(Barnabas Y. Lelyemin)