Salah satu program TAKA di Alor, Peningkatan Kapasitas Tingkat Lanjut POKMASWAS, Penguatan Livelihood Perikanan Skala Kecil dan Konservasi Spesies Dilindungi dan Terancam Punah untuk Efektivitas Pengelolaan KKP Selat Pantar Alor, yang didukung oleh Burung Indonesia dan CEPF.
Kelompok Sebanjar Maju, sebuah kelompok yang menjadi wadah bagi para mama di Desa Alor Besar, Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur untuk berkreasi dan menuangakan ide dalam pengolahan ikan. Yayasan TAKA dengan DKP Kabupaten Alor dan penyuluh perikanan bersama-sama memutuskan untuk membentuk Kelompok pengolah pemasar (Poklahsar) Sebanjar Maju pada 9 Juni 2023. Pembentukan kelompok ini bertujuan untuk memperkuat perekonomian masyarakat pesisir di Alor. Kelompok ini bahkan sudah mendapat kunjungan dari Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Nusa Tenggara Timur (Sulastri H. I. Rasyid, S.Pi, M.Si) bersama tim penilaian EVIKA KKP RI untuk melaksanakan penilaian Evaluasi Efektivitas Pengelolaan Kawasan Konservasi (EVIKA). Hasil dari penilaian EVIKA dari Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) sebesar 88,20 persen dengan status “Emas” atau “Dikelola Berkelanjutan” kepada Kawasan Konservasi Selat Pantar dan Laut Sekitarnya di Kabupaten Alor, NTT. Ini merupakan salah satu pencapaian besar bagi kawasan konservasi di NTT terkhusus di Kabupaten Alor.
Produk Kelompok Sebanjar Maju
Berlandaskan dari keinginan supaya pengunjung dari luar Alor memiliki buah tangan khas Alor untuk dibawa pulang dan dengan melihat potensi perikanan yang ada, dipilihlah ikan asap dan sambal ikan asap sebagai produk pengolahan utama kelompok sebanjar maju.
Ikan yang digunakan sebagai bahan utama merupakan ikan layang atau “belo-belo” dalam bahasa Alor, yang juga merupakan hasil tangkapan utama nelayan disana. Ikan belo-belo yang diolah diperoleh langsung dari nelayan tanpa ada perantara untuk menjaga kualitas dan kesegaran ikan.
Walaupun terbilang produk baru di Alor, tetapi ikan asap dan sambal ikan asap ini sudah melanglang buana melalui radio bahkan televisi sebagai media promosinya yang membuat produk ini dikenal oleh masyarakat luas.
Produksi ikan asap dan sambal ikan asap
Proses pembuatan ikan asap dimulai dari pengasapan ikan selama dua jam menggunakan batok kelapa. Pengasapan bertujuan untuk menghilangkan kadar air pada ikan dan menghasilkan warna yang bagus dan bersih.
Proses pengasapan ini yang membuat produk ikan asap dapat bertahan selama satu sampai dua minggu dalam suhu ruang. Hal tersebut membuat ikan asap sangat cocok untuk menjadi oleh-oleh khas Alor. Bahkan ikan asap belo-belo sudah dikirim ke Kupang, Belu, dan Atambua.
Kurang lengkap rasanya bila makan hanya ikan asap saja tanpa pendampingnya, kelompok sebanjar maju juga membuat sambal ikan asap sebagai pelengkap makanan dan lauk tambahan untuk nasi. Sambal ikan asap ini dapat bertahan selama satu minggu apabila disimpan didalam kulkas.
Yayasan TAKA dan Kelompok Sebanjar Maju mengajak masyarakat dan wisatawan untuk berkunjung dan mencoba langsung ikan asap dan sambal ikan asap asal belo-belo, di Desa Alor Besar untuk mendukung perekonomian bagi masyarakat pesisir.
(Muhammad Hanif Muslim)