Kajian Ekowisata adalah kegiatan mengkaji suatu tempat yang akan dikembangkan untuk menjadi Ekowisata yang berkelanjutan dengan melestarikan lingkungan.
Ekowisata adalah bentuk pariwisata yang memanfaatkan potensi sumberdaya alam, lingkungan dan keunikan alam serta budaya yang dapat menjadi salah satu sektor unggulan daerah yang belum dikembangkan secara optimal. Pulau Sintok adalah salah satu pulau yang berada di bagian utara Kepulauan Karimunjawa. Perairan Pulau Sintok termasuk ke dalam wilayah Taman Nasional Karimujawa yang dibedakan dengan zonasi yang berbeda.
Kajian ekowisata di Pulau Sintok dilakukan dengan mengetahui daya dukung Pulau Sintok. Penentuan daya dukung merupakan dasar pengelolaan ekowisata yang paling tepat, khususnya terhadap daerah yang memiliki kerentanan tinggi. Pelaksanaan penentuan daya dukung memiliki sistem pengelolaan yang kompleks, di mana harus mempertimbangkan keseimbangan terkait kawasan konservasi dan meningkatnya permintaan wisatawan. Pengelolaan sumberdaya dan wisatawan memerlukan sistem teknis, administrasi, dan sosial ekonomi yang mendukung (Garrod dan Wilson, 2003).
Daya dukung suatu kawasan adalah jumlah wisatawan suatu kawasan yang dapat diakomodasi dengan tingkat kepuasan wisatawan yang tertinggi dan berdampak minimal pada sumberdaya (Lim, 1998). Daya dukung merupakan cara menerapkan konsep dimana ada pembatasan dalam pemanfaatan sumberdaya. Hal ini untuk menjaga kelestarian sumberdaya secara berkelanjutan tanpa menimbulkan kerusakan sumberdaya dan lingkungan. Menurut Clark (1996) bahwa daya dukung yang ada lebih sering diterapkan sebagai batas kegiatan wisata.
Pada tanggal 9-17 November 2019, Yayasan TAKA bersama 11 mahasiswa Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro, melakukan kajian ekowisata di Pulau Sintok.
Pulau Sintok memiliki 3 potensi ekowisata yang dikaji yaitu wisata rekreasi pantai, wisata diving, dan wisata snorkeling. Informasi ekologi yang akan dikaji meliputi daya dukung kawasan serta kesesuaian kawasan untuk ekowisata. Informasi sosial ekonomi didapatkan dengan melakukan survey terhadap masyarakat, institusi, komunitas dan organisasi lokal yang memiliki potensi terdampak dan atau memberikan dampak terhadap ekowisata di Pulau Sintok.
Setelah melakukan kajian, secara garis besar hasil dari lapangan menunjukan kawasan perairan Pulau sintok cocok dijadikan wisata diving dan snorkeling namun hanya dibagian selatan dan barat pulau saja. Hal tersebut karena sisi lain dari Pulau Sintok seperti sisi utara dan timur merupakan perairan dengan gelombang yang tinggi dan arus yang kuat. Hal tersebut akan menyulitkan untuk diving apalagi kegiatan snorkeling yang berada di permukaan air.
Pantai Pulau Sintok sangat cocok untuk wisata rekreasi pantai. Pantai ini memiliki tipe pasir putih dengan lebar yang luas, memiliki kemiringan kecil dan subtrat perairan pasir. Hal tersebut membuat pantai ini sangat cocok untuk berbagai aktivitas rekreasi pantai. Namun salah satu kekurangan yang kami dapati adalah bahwa sulitnya akses air tawar, sumber air yang tersedia hanya air payau.
Kajian ini dilaksanakan bersama pengelola Pulau Sintok, Solichoel Soekami, S.Kom., M.Mpar. (Kaisa Group Semarang) dengan harapan dapat berkembangnya Pulau Sintok sebagai salah satu kawasan ekowisata di Karimunjawa yang berkelanjutan.
Erfian Raditiaz