Mengenal Kawasan Konservasi Perairan di Jawa Bagian Tengah

Mengenal Kawasan Konservasi Perairan di Jawa Bagian Tengah

Pada artikel sebelumnya, TAKA telah mengulas tentang Kawasan Konservasi Perairan di Jawa bagian barat (Baca selengkapnya disini). Selain Jawa bagian barat, Kawasan Konservasi Perairan juga terdapat di Jawa bagian tengah yang terdiri dari Provinsi Jawa Tengah dan DI Yogyakarta. Ada dua jenis kawasan konservasi di lokasi ini, yaitu Kawasan Konservasi Laut dan Kawasan Konservasi Perairan.

Kawasan Konservasi Laut

Taman Nasional Karimunjawa

Taman Nasional Karimunjawa terletak di Kabupaten Jepara, Provinsi Jawa Tengah. Lokasi dengan luas 110.117,30 Ha ini diatur dalam SK Menhut No. 74/Kpts-II/2001. TN Karimunjawa dikelola oleh Balai Taman Nasional Karimunjawa.TN KarimunJawa terdiri dari 27 pulau dengan lima ekosistem di kawasan, yaitu hutan hujan tropis dataran rendah, hutan pantai, mangrove, padang lamun, dan terumbu karang. Terdapat 3 tipe terumbu karang di lokasi ini, yaitu fringing reef, barrier reef, dan patch reef. Selain itu, di lokasi ini terdapat  45 spesies mangrove, 11 spesies lamun, dan 18 spesies rumput laut. Kawasan ini juga merupakan habitat Penyu Hijau dan Penyu Sisik, bahkan penah ditemukan Penyu Lekang di tahun 2012.


Kawasan Konservasi Perairan

Suaka Alam Perairan Kabupaten Gunungkidul

Suaka Alam Perairan Kabupaten Gunungkidul terletak di Provinsi DI Yogyakarta. Letak pastinya yaitu di sekitar Pantai Wediombo di Desa Balong dan Desa Jepitu. Kawasan dengan luas 3.195,67 Ha ini ditetapkan dengan SK Bupati No. 271 Tahun 2013. Tidak hanya sebagai kawasan konservasi, lokasi ini merupakan tempat pendaratan ikan dan destinasi wisata.

Pantai Wediombo sebagai kawasan konservasi memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi. Terdapat berbagai jenis ikan, moluska, krustasea, coelenterate, dan teripang. Lokasi ini juga merupakan tempat peneluran penyu. Selain itu, di lokasi ini terdapat terumbu karang.

Pantai Wediombo (Foto: dyogya)

Kawasan Konservasi Perairan Daerah Kab. Batang

Kawasan Konservasi Perairan Daerah Kabupaten Batang terletak di Taman Pesisir Ujungnegoro- Roban. Kawasan konservasi ini termasuk dalam Provinsi Jawa Tengah yang dikelola oleh Bupati Kabupaten Batang. Lokasi dengan luas 6.800 Ha ini dicadangkan berdasar SK Bupati No. 523/283/2005 yang kemudian ditetapkan berdasar SK Kepmen KKP No. Kep.29/MEN/2012. Kawasan ini terbagi menjadi kawasan Karang Kretek dan Karang Maeso, kawasan sosial budaya situs Makam Syekh Maulana Maghribi, dan kawasan wisata Pantai Ujungnegoro. Kawasan konservasi ini memiliki ekosistem mangrove dan terumbu karang. Jenis mangrove yang paling banyak ditemukan yaitu Rhizopora mucronata, Rhizopora apiculate, Avicennia arina, dan Bruguiera cylindrical. Selain itu, terdapat ikan karang dari famili, Pomecentridae, Labridae, dan Siganidae yang hidup di kawasan ini.

Kawasan Konservasi Perairan Daerah Jepara

Kawasan Konservasi Perairan Daerah Jepara juga dikenal dengan Taman Pulau Kecil Pulau Panjang, Kabupaten Jepara. Lokasi ini termasuk dalam Provinsi Jawa Tengah yang dikelola di bawah koordinasi Dinas Kelautan dan Perikanan. Lokasi dengan luas 180 Ha ini dicadangkan berdasar SK Bupati No. 522.5.2/728/2013. Pulau Panjang memiliki ekosistem termbu karang yang dihuni oleh beberapa ikan karang dari Famili Pomacentridae, Apogonidae, Monachantidae, Labidae, Lutjanidae, Caesionidae, Nemipteridae, Siganidae, dan beberapa jenis ikan indikator. Sebelah timur pulau ini terdapat ekosistem lamn. Ada 8 jenis lamun di Pulau Panjang, anatara lain Cymodocea rotundata, Cymodocea serrulata, Enhalus acoroides, Halodule uninervis, Halophila ovalis, Syringodium isoetifolium, Thalassia hemprichiii, dan Thalassodendron ciliatum. Selain itu, juga terdapat ekosistem mangrove yang hanya terdiri dari 3 spesies, yaitu  Heritiera litoralis, Hibiscus tiliaceus, dan Thespia populnea. Baca pengalaman Yayasan TAKA di Pulau Panjang disini!

Kawasan Konservasi Perairan Daerah Kabupaten Bantul 

Kawasan Konservasi Perairan Daerah Kabupaten Bantul terletak di Provinsi DI Yogyakarta. Kawasan yang dikenal juga dengan Taman Pesisir Kabupaten Bantul ini memiliki luas 182 Ha. Kawasan ini ditetapkan dengan SK Bupati No. 284 Tahun 2014 dan dikelola oleh Tim Pengelola Taman Pesisir Kawasan Konservasi Penyu Patihan dan Kawasan Konservasi Mangrove Baros. 

Taman Pesisir Kabupaten Bantul sebagian besar merupakan kawasan mangrove seluas 132 Ha dan sisanya adalah kawasan konservasi penyu seluas 50 Ha. Setiap kawasan konservasinya terbagi menjadi zona inti, zona pemanfaatan terbatas, dan zona lainnya.

Kawasan Konservasi Perairan Daerah Kabupaten Brebes

Kawasan Konservasi Perairan Daerah Brebes terletak di Provinsi Jawa Tengah. Kawasan dengan luas 5.000 Ha ini dicadangkan sebagai kawasan konservasi berdasar SK Bupati No. 523/273/2015. Pada pengelolaannya, kawasan ini di bawah pengawasan Dinas Kelautan dan Perikanan.

Kawasan Konservasi Perairan Daerah Brebes hanya memiliki ekosistem hutan mangrove. Maka dari itu, lokasi ini memiliki potensi pariwisata sebagai lokasi pendidikan hutan mangrove. Kawasan konservasi ini terbagi menjadi beberapa lokasi dengan fungsi sebagai daerah perlindungan mangrove atau kawasan lindung pantai. Pembagian kawasan tersebut, antara lain Desa Kaliwlingi, Desa Randusanga Kulon dan Randusanga Wetan, Desa Sawojajar, Desa Grinting, Pangaradan, dan Desa Karang Dempel.

Kawasan Konservasi Perairan Daerah Kabupaten Tegal

Kawasan Konservasi Perairan Daerah Tegal dikenal juga Kawasan Konservasi Perairan Karang Jeruk. Kawasan yang dikelola di bawah Dinas Kelautan dan Perikanan ini terletak di Provinsi Jawa Tengah. Kawasan yang memiliki luas 53.460 Ha ini memiliki dasar hukum pencadangan dari SK Bupati No. 523/448/2010. 

Perairan Karang Jeruk kaya akan Ikan Teri. Ikan Teri ini merupakan bahan baku dari teri nasi dan teri jawa. Selain itu, perairan ini penyuplai bahan baku industri teri nasi di Pemalang dan Kendal. Selain itu, ditemukan pula ekosistem terumbu karang yang umumnya disusun oleh karang masif dan berbagai jenis ikan karang. 

Kawasan Konservasi Perairan Daerah Kabupaten Pekalongan

Kawasan Konservasi Perairan Daerah Pekalongan terletak di Provinsi Jawa Tengah di bagian pantai utara Jawa. Kawasan dengan luas 66,4 Ha ini dicadangkan berdasar SK Walikota No. 52/02.A Tahun 2013. Penetapan kawasan ini sebagai kawasan konservasi karena tingginya tingkat abrasi akibat kurangnya tutupan hutan bakau. Pada pengelolaannya, masih dikoordinasikan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan

Kawasan Konservasi Perairan Daerah Pekalongan dikhususkan untuk konservasi mangrove. Adapun lokasinya terbagi menjadi 4 area, yaitu 2 lokasi di Kelurahan Kandang Panjang, 1 lokasi di Kelurahan Bandengan, dan 1 lokasi di Kelurahan Degayu (Lutfia Nurul I.)


Sumber:

  • Balai Taman Nasional Karimun Jawa. 2019. Statistik Balai Taman Nasional Karimunjawa Tahun 2019. 
  • Direktorat Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan (Dit. KKJI). 2013. Informasi Kawasan Konservasi Perairan di Indonesia. Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir, dan Pulau-pulau Kecil. Jakarta (ID) : Kementerian Kelautan dan Perikanan.
  • Maulana H, Anggoro S, Yulianto B. 2016. Kajian kondisi dan nilai ekonomi manfaat ekossitem terumbu karang di Pantai Wediombo, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. J Ilmu Lingkungan. 14(2):82-87.
  • Suraji, Rasyid N, Kenyo AS, Jannah AR, Wulandari DR, Sefudin M, Ashari M, Widiastutik R, Kuhaja T, Juliyanto E et al. 2015. Profil Kawasan Konservasi Provinsi Jawa Tengah. Jakarta (ID): Direktorat Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Kementerian Kelautan dan Perikanan.
  • Darmawan A, Lubis SB, Suraji, Rasyid N, Ashari M, Kuhaja T, Sofiullah A, Saefudin M, Handadari ASK, Widiastutik R et al.. 2014. Status Pengelolaan Efektif Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil di Indonesia. Jakarta (ID) : Direktorat Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Kementerian Kelautan dan Perikanan.
  • Yusmanto, Anggoro S, taruna T. 2012. Pengelolaan Kawasan Konservasi Laut Daerah (Taman Pesisir) Ujungnegoro – Roban Kabupaten Batang. Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan. 43-48.
%d blogger menyukai ini: