Latihan Penanganan Mamalia Laut Terdampar

Latihan Penanganan Mamalia Laut Terdampar

Demi meningkatkan kapasitas masyarakat dalam merespon, menangani, dan berkoordinasi lintas stakeholder dalam rangka penanganan kejadian mamalia laut terdampar, Yayasan TAKA bersama Yayasan WWF Indonesia dan LPSPL Serang berkolaborasi untuk mengadakan kegiatan Pelatihan Penanganan Spesies Terdampar untuk First Responder di Cilacap Jawa Tengah. Kegiatan ini dilaksanakan di Cilacap pada tanggal 13-14 Desember 2022 dengan melibatkan 27 peserta dari 14 instansi yang ada di sekitar wilayah Cilacap. Pemilihan lokasi di Cilacap ini dilatarbelakangi oleh data-data yang dihimpun oleh LPSPL Serang, dimana di sepanjang pesisir ini sering ditemukan kejadian terdampar megafauna laut, khususnya hiu paus dan beberapa jenis mamalia seperti lumba-lumba dan paus.

Fenomena mamalia laut terdampar di wilayah Cilacap dan sepanjang pesisir selatan Jawa ini terjadi hampir di setiap tahunnya.

Data dari LPSPL Serang sendiri dari total 21 kejadian terdampar, 15 kejadian diantaranya terjadi di wilayah pantai selatan Jawa (mulai dari Yogyakarta hingga Banten) dan selebihnya terjadi di pesisir barat Sumatera (Lampung dan Bengkulu) yaitu sebanyak 6 kejadian. Penyebabnya sendiri pun masih berupa dugaan dan perlu diteliti lebih lanjut. Apabila kejadian ini terus meningkat dan dibiarkan secara terus menerus tanpa disertai dengan pemberian pemahaman dan pengetahuan kepada masyarakat tentang langkah-langkah yang harus dilakukan, maka hal ini menjadi ancaman bagi lingkungan. Selain karena berpotensi memicu penurunan biota laut di alam dan menyebabkan ketidakseimbangan pada ekosistem, potensi zoonosis (penularan penyakit dari hewan ke manusia) juga menjadi hal yang akan mengancam kesehatan manusia.

Melalui kegiatan Pelatihan Penanganan Spesies Terdampar untuk First Responder ini, peserta dibekali dengan materi teori di kelas pada hari pertama (13 Desember 2022) yang disampaikan oleh Ibu Rr. Sekar Mira (PRO-BRIN) dan Bapak Darmawan (LPSPL Serang). Pemberian materi ini meliputi kebijakan dan regulasi terkait upaya  konservasi mamalia laut; pengenalan kejadian terdampar dan kasus terdampar yang terjadi di wilayah sekitar; identifikasi jenis mamalia laut; aspek medis dan investigasi penyebab kejadian terdampar; teknik penanganan kejadian terdampar hidup dan mati; teknik pengumpulan data dan dokumentasi; teknik pengumpulan sampel; rekomendasi pemusnahan bangkai; dan pengisian formulir dan cara pelaporan kejadian.

Di hari kedua (14 Desember 2022), peserta juga menjalankan praktik dan simulasi terkait penanganan kejadian terdampar dan melakukan beberapa skenario kejadian terdampar yang disampaikan oleh Ibu Rr. Sekar Mira (PRO-BRIN) yang didampingi oleh Chaerul Ahadi (Yayasan WWF Indonesia). Kegiatan praktik ini berlangsung di 2 lokasi, yaitu: Kolam Renang Tirtamas Indah Cilacap dan Pantai Teluk Penyu Cilacap. 

Untuk melakukan dan mempermudah koordinasi di masa yang akan datang, pada kegiatan pelatihan ini juga dilakukan diskusi untuk pembentukan jejaring first responder di Cilacap. Diskusi ini dipandu langsung oleh Bapak Darmawan (LPSPL Serang) dengan membentuk beberapa struktur kepanitiaan yang dibentuk berdasarkan tupoksi dari beberapa instansi. Harapannya adalah seluruh instansi yang tergabung di dalamnya dapat memberikan kontribusi sesuai dengan keahlian dan kemampuannya dalam menindaklanjuti kejadian terdampar (Ratih Ayustina)

%d blogger menyukai ini: