Fenomena Paus Terdampar

Fenomena Paus Terdampar

Dewasa ini, fenomena Paus Terdampar atau Whale Stranding / Beached bukan hal yang asing lagi. Pada tahun 2018 banyak paus yang terdampar. Paus Sperma terdampar di pantai selatan Kebumen di Bulan November, Paus Bungkuk terdampar di pantai Sikka, NTT di Bulan Juli 2018. Situbondo Paus besar  di Bulan Maret 2018. Dan masih banyak lainya. Dari beberapa berita paus tersebut hanya beberapa yang masih hidup dan kembali ke laut.

Paus adalah mamalia laut terbesar yang berada di laut. Namun beberapa spesies paus termasuk ke dalam IUCN redlist yang diantaranya terdapat Paus Biru (Balenoptera musculus) yang termasuk dalam kategori Endangered yang artinya terancam dapat mengalami kepunahan terdapat juga Paus Sperma (Physeter macrocephalus) yang masuk kategori Vulnarable yang artinya rentan terhadap kepunahan. Hal tersebut dapat berhubungan dengan populasi paus terus menurun karena mati terdampar.

Paus terdampar dapat disebabkan 2 hal utama yaitu,

  1. Paus terdampar sendirian di pantai biasanya disebabkan karena paus tersebut sudah tua, sakit atau terluka. Paus terluka dapat disebabkan oleh baling baling kapal atau tersangkut jaring atau peralatan nelayan.
  2. Kesalahan navigasi dapat menyebabkan paus terdampar yang disebabkan suara kencang dalam laut seperti kegaduhan dari latihan militer seperti penggunaan ledakan yang bersuara tinggi. Atau dari eksplorasi survey dilaut untuk mencari minyak dan gas bawah laut yang menggunakan frekuensi suara. Hal tersebut dapat mempengaruhi paus karena paus menggunakan kemampuan ekolokasi yang memanfaatkan gelombang suara  untuk mencari makan, berkomunikasi dan lainya

A. Cara menolong lumba-lumba atau paus hidup yang terdampar

1. Cari bantuan. Hal paling penting adalah mencari para ahli yang sudah terlatih dalam menangani hewan laut yang terdampar. Karena mereka dapat menangani hewan tersebut secara baik dan tepat.

2. Mendekati hewan secara tenang dan pelan untuk memastikan Lubang udara tetap diatas permukaan air atau tidak terhalang. Jika kamu menemukan bantuan yang memadai dan yakin atas apa yang kamu lakukan, maka kamu dapat membantu untuk menggulingkan hewan ke depan secara perlahan sehingga Lubang udara menghadap keatas. Dan akan sangat membantu untuk menjaga kulitnya basah dengan air. Sehingga, jangan menarik sirip atau ekor dan hati-hati supaya air tidak masuk ke lubang udara.

3. Jangan bawa paus atau lumba-lumba kembali ke air yang dapat menyebabkan luka serius pada mamalia tersebut.

4. Jaga agar kerumunan orang dan anjing tidak mendekat agar mengurangi stress dari paus dan lumba-lumba yang terekspos.

5. Tunggu untuk para ahli membantu dan berhati-hatilah karena paus dan lumba-lumba adalah hewan besar dan kuat

Jika paus atau lumba-lumba yang terdampar sudah mati. Hubungi para ahli yang dapat menangani hal tersbut karena hewan tersebut liar dapat menyebabkan penyakit yang dapat menular ke manusia.

Sumber:

  • IUCN Redlist
  • Liputan 6
  • Whale Dolphin Conservation (www.uk.whales.org)

Erfian Raditiaz

%d blogger menyukai ini: