Taukah kamu, jika di luar negeri, kejadian hewan laut terdampar yang tidak dapat tertolong, hewan tersebut akan dimatikan secara manusiawi?
Prosedur ini dinamakan eutanasia.
Mungkin kamu pernah mendengar atau membaca sebelumnya terkait eutanasia pada hewan peliharaan seperti anjing, kucing ataupun hewan lainnya yang sudah mengalami penurunan kualitas hidup dikarenakan penyakit, umur ataupun faktor lain. Namun pernahkan kamu dengar terkait eutanasia satwa laut mulai dari yang berukuran kecil hingga besar?
Eutanasia dapat dilakukan pada satwa laut terdampar, namun harus melalui asesmen dan pertimbangan dokter hewan ataupun ahli satwa laut. Beberapa faktor yang menjadi pertimbangan dilakukannya eutanasia diantaranya seperti cuaca buruk, gelombang tinggi, lokasi yang sulit dijangkau, keterbatasan peralatan, dan kondisi satwa itu sendiri. Adapun tujuan dilakukannya eutanasia ini adalah untuk meminimalisir rasa sakit serta memastikan kematian yang tenang bagi hewan.
Di Australia, beberapa kasus satwa terdampar tercatat pernah di eutanasia dengan beberapa metode, diantaranya seperti penggunaan senapan api, bahan peledak hingga penggunaan obat/senyawa kimia. Berikut beberapa catatan terkait metode eutanasia satwa laut terdampar tersebut:
1. Eutanasia dengan Menggunakan Senapan Api
Senapan api menjadi hal yang legal dimiliki di luar negeri dengan regulasi dan batasan yang bervariasi. Di Australia sendiri, kepemilikan senapan api diatur dengan ketat dengan lisensi dan pelatihan sesuai senapan yang dimiliki. Namun penggunaan senapan pada proses eutanasia tidak dapat dilakukan secara sembarangan. Eutanasia satwa laut dengan senapan wajib dilakukan dengan jenis senapan serta amunisi khusus yang dilaksanakan oleh tim ahli atau harus dengan arahan dokter hewan. Proses eutanasia menggunakan senapan berdasarkan penelitian Hampton et al., (2014), hanya dikhususkan untuk Cetacea berukuran kurang dari 6 meter. Metode ini efektif karena minimnya risiko bagi operator pelaksana serta dampak ekotoksin terhadap lingkungan yang rendah.

Kasus terbaru di tahun 2025, Tasmania, Australia, menunjukkan penerapan metode eutanasia menggunakan senapan yang dilakukan pada 27 dari 90 paus pembunuh palsu yang terdampar. Tindakan eutanasia ini dilakukan oleh profesional terlatih dengan amunisi khusus di bawah pengawasan dokter hewan/satwa liar, sebagai pilihan terakhir setelah mempertimbangkan kondisi satwa dan kesulitan dalam upaya penyelamatan karena terjadi di pesisir terpencil dengan akses yang sulit serta cuaca dan kondisi satwa yang tidak mendukung untuk dilakukan pengembalian satwa ke laut.
2. Eutanasia dengan Menggunakan Bahan Peledak
Satwa terdampar seperti paus yang berukuran besar dapat hidup di luar air selama berhari-hari, namun kemungkinan besar akan mengalami penderitaan kesulitan bernapas dan semakin lama terdampar akan mengalami penderitaan lanjutan seperti kepanasan, dehidrasi, blister (kulit melepuh), luka hingga lecet, kerusakan otot, memar, dan patah tulang. Tidak hanya penderitaan secara fisik, satwa yang terdampar juga dapat berpotensi mengalami stres sehingga penderitaannya semakin berat dan menurunkan kualitas hidupnya. Melalui eutanasia satwa dengan menggunakan bahan peledak menjadi upaya terakhir dari manusia untuk mengakhiri penderitaan satwa tersebut dengan cara yang cepat.
Teknik dalam peledakan satwa terdampar berbeda-beda. Di Belanda, paus sperma terdampar dieutanasia menggunakan bahan peledak yang dimasukkan ke dalam rongga dada yang mengarah ke jantung dan pembuluh darah. Berbeda dengan di Australia, peledakan dilakukan dengan meledakkan tengkorak hingga menyebabkan kematian seketika.
Kasus di tahun 2010, setelah hampir 2 minggu paus bongkok yang terdampar dalam posisi miring di Albany’s Princess Royal Harbour, Australia pada tanggal 2 September, paus tersebut dimatikan dengan menggunakan bahan peledak. Berbeda dari kasus biasanya, yang diledakkan di daerah dekat tengkorak dan belakang lubang sembur, pada kasus ini, bahan peledak diletakkan di kepala bagian kanan, diantara mata dan segaris dengan belakang lubang sembur yang menyebabkan timbulnya lubang elips yang menembus lemak dan bagian dorso-lateral kanan tengkorak, menyebabkan trauma parah pada tengkorak dan otak sehingga paus mati secara instan.

3. Eutanasia dengan Suntik Mati

Suntik mati atau lethal injection menjadi metode yang familiar dalam eutanasia hewan peliharaan dengan kualitas hidup yang terus menurun. Suntikan mati juga dapat diberikan pada satwa laut terdampar, tentunya secara teknis dilakukan atau didampingi oleh dokter hewan ahli karena prosedur yang kompleks. Dalam penyuntikan hewan, secara umum dilakukan melalui dua tahapan penting, yaitu pemberian sedasi kuat dan diikuti dengan suntikan langsung ke jantung (intracardiac injection).
Faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penyuntikan mati satwa laut diantaranya ketersediaan alat khusus, dosis dari obat/senyawa kimia yang dibutuhkan untuk satwa terdampar, keamanan operator ahli/dokter hewan yang melakukan tindakan, serta dampak dari residu obat/senyawa kimia yang digunakan terhadap lingkungan, khususnya ketika lokasi terdampar terletak di padat penduduk ataupun akan ditenggelamkan/dibiarkan di lokasi terdampar, karena akan berefek pada rantai makanan sekitar.
Studi kasus yang dilakukan pada tiga paus bungkuk dengan panjang 10-12 meter yang terdampar di lokasi yang berbeda antara tahun 2017 hingga 2022 menunjukkan adanya variasi dalam dosis dan jenis bahan kimia yang digunakan untuk eutanasia. Variasi ini mengakibatkan perbedaan dalam waktu kematian paus, mulai dari 1-2 menit, 20 menit hingga terlama pada waktu 66 menit setelah injeksi.
Referensi:
- Coughran et al., 2012. Euthanasia of Beached Humpback Whales Using Explosives. J. Cetaceans Res. Manage.
- DCCEEW 2024, The National Guidelines for Euthanasia of Stranded Large Whales, Department of Climate Change, Energy, the Environment and Water.
- Hampton et al., 2014. Euthanizing Stranded Cetaceans
- Isbagio. 1992. Euthanasia pada Hewan Percobaan. Media Litbangkes
- Tantrajaya. 2024. Euthanasia Hewan: Perspektif dan Tanggung Jawab Dokter Hewan. Kumparan
- Pridham. 2025. Remaining Stranded False Killer Whales on Tasmania/Abc.net.au
- Mcguirk. 2025. Experts Give Up Hope for 157 False Killer Whales Stranded. APNews.com