Bentangan karpet biru luas sejauh mata memandang, hamparan pasir putih berkilau menyilaukan mata
Saut menyaut suara kuli panggul menawarkan jasa, merdu suara terompet kapal bersandar…..
Suasana seperti inilah yang kami dapatkan ketika berkunjung ke Karimunjawa. Sebagai “Bali”nya Jawa Tengah, Karimunjawa menjadi primadona destinasi wisata baik wisatawan domestik maupun mancanegara. Lurah Karimunjawa Bapak Arif Rahman mengatakan bahwa data terakhir yang didapat menjelaskan jumlah wisatawan yang datang ke Karimunjawa berjumlah 1000 sampai 1500 per pekannya. Hal ini tentu saja mendatangkan berkah bagi banyak warga lokal yang menggantungkan mata pencaharian mereka sebagai guide maupun menyediakan rumah mereka bagi wisatawan yang ingin menginap. Namun, jika tidak disikapi dengan baik maka hal ini akan menjadi isu serius yang mengancam keberlangsungan pariwisata Karimunjawa.
Kita bisa membayangkan jika para wisatawan mengkonsumsi air mineral kemasan botol plastik ataupun gelas selama melakukan trip, hanya dalam waktu 1 minggu Karimunjawa telah menghasilkan sekitar 4000 – 6000 sampah botol/gelas plastik. Belum lagi jika ditambah dengan sampah dari tempat makanan seperti Styrofoam. Salah satu warga menyatakan bahwa sampah yang terkumpul di kapal ketika melakukan trip hanya dibuang ke laut, biasanya ketika sedang melakukan perjalan pulang ke Karimunbesar. Sampah tersebut biasanya akan terbawa arus dan mendarat di pantai pantai sekitar pulau Karimunbesar ujar warga tersebut.
Pak Jasmar, seorang warga Karimunjawa dan juga pemerhati sampah menerangkan bahwa tanpa pengelolaan sampah yang baik maka lambat laun akan membuat tumpukan sampah yang besar di Karimunjawa terutama untuk sampah plastik.” Saya tidak mau nantinya Karimunjawa ini menjadi pulau timbunan sampah, maka dari itu saya secara sukarela mengambil satu demi satu sampah botol plastik dari tempat penginapan maupun pinggiran pantai di sekitaran pulau Karimunjawa ini.” Ujarnya.
Hal yang dikatakan oleh Pak Jasmar ini ada benarnya juga, beliau memulai kegiatan memungut sampah plastik ini dari 3 bulan yang lalu. Dalam kurun waktu tersebut telah dikumpulkan total kurang lebih 3 kuintal sampah plastik baik dari botol minuman, gelas, dan juga Styrofoam yang beliau dapatkan dari homestay serta hotel. Sampah juga dikumpulkan dari beberapa pulau luar Karimunbesar seperti Menjangan Besar, Menjangan Kecil, Cemara Besar dll. Dan perlu dicatat beliau melakukan pekerjaan tersebut seorang diri.
Kami berkesempatan diajak mengikuti aktivitas Pak Jasmar mengambil sampah di pulau Menjangan Besar. Dengan kapal pinjaman ukuran 4 orang pinjaman dari nelayan, kami bertiga, pak Jasmar dan anaknya berangkat sekitar pukul 4 sore. Berbekal jaring yang dijahit sedemikian rupa sebagai alat untuk menampung sampah, tanpa alas tangan, dengan cekatan pak Jasmar mulai memunguti satu demi satu botol plastik di sekitar area pantai. Tidak terlalu lama memang karena waktu sudah terlalu sore ketika kita sampai di pulau.
Dalam perjalanan menyusuri pantai kami bertemu dengan 2 orang turis dari Bulgaria dan Jerman, dengan bahasa inggris seadanya pak Jay berusaha menyapa para turis. Beliau meminta bantuan kami untuk mengajak para turis ikut membantu membersihkan sampah. Leoney dan Elley, dua turis tersebut mengaku ikut prihatin dengan apa yang terjadi di Karimunjawa, mereka berjanji akan ikut membantu menyuarakan keprihatinan pak Jay kepada teman teman. Ironis memang, ketika para turis dari luar Indonesia lebih peduli daripada warga lokal itu sendiri.
Informasi mengenai bahaya sampah plastik memang harus disalurkan kepada warga lokal secara perlahan. Warga lokal harus tahu bahwa penanganan sampah yang buruk akan berimbas pada keberlangsungan mata pencaharian mereka sendiri. Kita sebagai wisatawan yang cerdas tentu saja bisa ikut ambil bagian menjaga keindahan tempat wisata yang kita kunjungi termasuk Karimunjawa ini.
Berikut adalah hal hal sederhana yang bisa kawan kawan lakukan dalam mengurangi sampah ketika sedang melakukan perjalanan wisata :
Pertama, membawa botol minum serta tempat makan pribadi ketika melakukan perjalanan sehingga akan mengurangi konsumsi penggunaan botol ataupun tempat makan dari plastik;
Kedua, jangan membuang sampah plastik ke laut atau di jalan, apabila tidak menemukan tempat sampah di sekitar tempat yang kita kunjungi maka simpanlah sampah plastik lebih dulu sebelum menemukan tempat sampah yang dimaksud;
Ketiga, kawan kawan bisa mengingatkan operator wisata/trip operator atau kapten kapal untuk menyediakan tempat sampah di kapal yang kawan kawan tumpangi;
Keempat, Mintalah kepada trip operator atau owner tempat kita menginap untuk menyediakan tempat sampah yang berbeda, satu tempat untuk sampah plastik (anorganik) dan satu tempat lagi untuk sampah sisa makanan (organik).
Semoga kita bisa menjadi Wisatawan yang Cerdas