Praktik Wisata Menyelam yang Bertanggungjawab

Praktik Wisata Menyelam yang Bertanggungjawab

Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi wisata yang besar. Salah satu sektor wisata yang menjadi ujung tombak devisa negara adalah wisata bahari. Data World Travel Monitoring Forum menunjukan Indonesia masuk ke dalam 13 negara dengan perkembangan pariwisata yang tercepat di dunia. Pada tahun 2013 pariwisata mengkkontribusikan pendapatan negara yang cukup besar yakni USD 43,5 juta. Hal ini tentu saja tidak hanya mendorong sektor perekonomian negara kan tetapi juga membuka lapangan pekerjaan bagi 6,5 persen penduduk.

Namun, perkembangan pariwsata bahari yang pesat apabila tidak diiringi dengan pengelolaan yang baik maka akan menimbulkan dampak negatif bagi alam. Apabila hal ini tidak diindahkan maka akan timbul efek domino dimana alam hingga manusia akan merasakan dampak negatif tersebut. Praktik berwisata yang bertanggungjawab sangatlah penting untuk dilakukan. Tidak hanya oleh para wisatawan tetapi semua elemen pelaku wisata bahari.

Beberapa tips untuk para wisatawan yang hendak mencoba melakukan perjalanan wisata adalah antara lain :

Penyelam

  1. Mengatur bouyancy
    Bouyancy atau daya apung sangat penting dikuasai oleh para penyelam sebelum hendak melakukan aktivitas penyelaman. Para penyelam yang menyelam terlalu dekat dengan terumbu karang bisa mengakibatkan patahnya terumbu karang, atau dengan sengaja menyentuh karang akan mengakibatkan karang stres. Selain itu, bouyancy yang buruk juga akan mengakibatkan dasar substrat yang naik ke kolom air dan akan mengakibatkan perairan keruh. Hal ini tentu saja selain menggangu penglihatan di dalam air bagi penyelam juga mmbuat beberapa biota laut sulit untuk berfotosintesis karena sinar matahari yang datang tertutup oleh keruhnya substrat pada kolom hingga permukaan laut
  2. Pemilihan Posisi Entry (masuk) dan Exit (keluar) yang Tepat
    Pemilihan posisi entry dan exit sangat penting bagi keselamatan penyelam dan juga biota disekitar perairan yang hendak diselami. Hindari posisi entry dilokasi yang rapat dengan terumbu karang. Pilihlah lokasi entry yang tidak terlaalu dekat dengan terumbu karang ataupun lokasi karang yang lumayan dalam sehingga ketika entry tubuh atau fins kita tidak mengenai karang.
  3. Ambil Foto Seperlunya
    Apabila membawa kamera UW ketika menyelam, sebaiknya tetap memperhatikan kondisi bouyancy. Peralatan fotografi yang tidak praktik akan mempengaruhi konsentrasu kita terhadap daya apung. Kemudian untuk mengambil foto pada malam hari, berhati-hati apabila menggunakan mode flash pada biota-biota nokturnal. Hal tersebut akan mengganggu biota-biota tersebut dan juga beresiko terhadap kita.
  4. Tidak Mengambil Apapun dari Alam
    Dilarang untuk mengambil biota dari alam, beberapa wisatawan biasanya mengambil beberapa biota ataupun pasir untuk kenang-kenangan atau dikoleksi sebagai souvenir.
  5. Tidak Membuang Sampah di laut
    Sangat tidak dianjurkan untuk membuang sampah di sembarang lokasi wisata, buanglah sampah pada tempat yang telah disediakan. Apabila posisi sedang berada di laut, maka simpanlah sampah tersebut terlebih dahulu kemudian buang ditempat sampah ketika sudah berada di lokasi yang memungkinkan

Operator Wisata

  1. Melakukan Pengarahan Kepada Wisatawan
    Sebelum atau sesudah melakukan aktivitas penyelaman, sebaiknya operator wsiata memberikan pengarahan kepada para wisatawan. Operator wisata bisa menjelaskan terlebih dahulu terkait sesuatu yang tidak diperbolehkan selama menyelam seperti, menyentuh biota, mengambil karang, ataupun hal lain yang membahayakan.
  2. Memahami Lokasi Wisata
    Sebaiknya operator memiliki pemahaman mengenai lokasi wisata yang dikelola, apakah lokasi tersebut masuk dalam zona konservasi, ataupun lokasi tersebut terdapat arus dalam yang kencang atau tidak. Hal ini penting untuk keselamatan wisatawan dan juga keberlanjutan lokasi penyelaman tersebut
  3. Menggunakan Jangkar yang Tidak Merusak
    Operator Penyelaman harus memastikan bahwa kapal yang digunakan menggunakan jangkar yang pada peng-aplikasiannya tidak dilempar langsung ke bawah laut. Hal ini dapat merusak terumbu karang ataupun biota lain yang terdapat di dasar.
  4. Mengingatkan untuk Tidak Membuang Sampah di Laut
    Tentu saja hal ini wajib dilakukan oleh setiap operator wisata. Di beberapa tempat masih ditemukan operator nakal yang membuang sisa atau tempat makanan di laut ketika pulang berwisata. Hal ini tentu saja akan membuat pantai-pantai di lokasi wisata kotor akibat menumpuknya sampah plastik yang susah terurai
%d blogger menyukai ini: